Udeng Tengger dan Makna Filosofis: Ra Fahmi Ajak Masyarakat untuk Berjuang Bersama
Ra Fahmi saat mengenalkan "Udeng Tengger" produk lokal Kabupaten Probolinggo. [Foto: tangkap layar youtube]
Surabaya – Ra Fahmi, Wakil Bupati Probolinggo, menekankan pentingnya perjuangan untuk kepentingan masyarakat banyak dalam debat kedua Pemilihan Bupati Kabupaten Probolinggo yang digelar di Surabaya. Menurutnya, mereka yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi dianggap telah berbuat maksiat.
"Orang yang hidup di Indonesia dan tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya berpikir tentang ekonominya sendiri dan pendidikannya sendiri, dia juga telah berbuat maksiat. Kita semua harus berpikir tentang perjuangan rakyat banyak," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ra Fahmi juga mengenakan udeng tengger, simbol khas masyarakat Tengger, yang menurutnya mengandung makna filosofis sebagai pengingat untuk selalu mengendalikan diri.
Semboyan Kabupaten Probolinggo, "Prasaja Ngestiwi Bawah," kata Ra Fahmi, berarti membangun dengan kesungguhan dan kejujuran demi kemakmuran masyarakat, khususnya para nelayan dan petani.
"Orang yang hidup di Indonesia dan tidak melakukan perjuangan, dia telah berbuat maksiat. Orang yang hanya berpikir tentang ekonominya sendiri dan pendidikannya sendiri, dia juga telah berbuat maksiat. Kita semua harus berpikir tentang perjuangan rakyat banyak," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ra Fahmi juga mengenakan udeng tengger, simbol khas masyarakat Tengger, yang menurutnya mengandung makna filosofis sebagai pengingat untuk selalu mengendalikan diri.
Semboyan Kabupaten Probolinggo, "Prasaja Ngestiwi Bawah," kata Ra Fahmi, berarti membangun dengan kesungguhan dan kejujuran demi kemakmuran masyarakat, khususnya para nelayan dan petani.